Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Halo Pak Jokowi, Pak Kapolri, Beginilah Kondisi Ibu Brigadir J: Menangis 20 Jam, Meronta Tak Henti

Halo Pak Jokowi, Pak Kapolri, Beginilah Kondisi Ibu Brigadir J: Menangis 20 Jam, Meronta Tak Henti
Facebook Rohani Simanjuntak
Isak tangis ibunda di depan peti jenzah Brigadir J 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J membuat keluarga korban merasakan kesedihan mendalam.

Terlebih Brigadir J pulang dengan kondisi jasad yang mengenaskan.

Ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak bahkan tak henti menangis.

Dilaporkan hingga hari ke-6 meninggalnya Brigadir J, air mata Rosti masih dengan mudahnya mengalir.

Meski demikian, ia percaya sepenuhnya roh anaknya akan membuka tabir kebenaran peristiwa baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri.

Tangis Rosti Simanjuntak pecah lagi kala ziarah ke makam anaknya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Rabu (13/7/2022).

Terhitung sudah 20 jam, Rosti Simanjuntak menangis.

Pada video yang diperoleh Tribunjambi.com, suasana di pemakaman yang berada di tengah kebun sawit di Sungai Bahar itu terasa sangat mengharukan.

Mereka yang ziarah pada pagi itu adalah kedua orangtua Yosua, dan juga adik-adiknya serta kerabat dekat mereka.


Advertisement by

Ibu Yosua, Rosti Simanjuntak sudah meneteskan air mata ketika pertama tiba di makan anaknya itu.

Tangisannya semakin mengharukan ketika selesai ziarah, saat mereka akan meninggalkan tempat itu.

"Kami tinggalkan kamu di sini ya nak. Rohmu akan naik dan bersama Tuhan," kata Rosti dengan suara berat.

Kata-kata itu diulangi beberapa kali. Tangisannya semakin kuat.

Iklan untuk Anda: Siswi Jenius Jakarta Temukan Obat Bakar Lemak 17 Kg Sehari
Advertisement by

"Bangkit rohmu anakku, biar terungkap semua ini," ucapnya mengarahkan wajah ke makam itu.

Anak laki-lakinya kemudian memeluk Rosti, menenangkan ibu yang sangat kehilangan itu.

Bagi keluarga, kematian Brigadir Yosua Hutabarat ini masih misterius hingga kini. Berbagai penjelasan dari kepolisian dianggap tidak masuk akal.

Ibu Yosua Menangis 20 Jam

Orangtua Yosua berprofesi sebagai guru. Mereka tinggal di rumah petak yang ada di lingkungan sekolah, di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi.

Pada Rabu (14/7/2022), siang cuaca di sana sedang mendung. Rosti saat itu tampak duduk di ruang tamu. Ia bersandar di dinding.

Raut wajahnya pucat, matanya terlihat sembab.

Beberapa keluarganya mengajaknya berbicara untuk menghibur perempuan paruh baya yang baru saja kehilangan anak kesayangannya.

Persis di atasnya, pada dinding terpasang foto anaknya yang tewas akibat ditembak disertai sejumlah luka lainnya.

Yosua tewas di rumah Kadiv Propam Polri, Jumat lalu, dimakamkan di Sungai Bahar pada Senin (11/7/2022).

Peristiwa tewasnya seorang anggota polisi di rumah pejabat polri itu baru diketahui di hari pemakaman itu.

Sebelumnya sunyi senyap, seolah tak terjadi apa-apa di rumah mewah itu, yang CCTVnya telah rusak sejak dua pekan lalu kata polisi.

Foto almarhum Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat tampak gagah memakai seragam Brimob.

Di depan ruang tamu, suami Rosti, Samuel Hutabarat, sedang duduk menemui tamu-tamu yang menemaninya.

Dirinya mengkhawatirkan kondisi sang istri yang masih terpukul perasaannya.

“Masih menangis terus. Tadi pagi di makam anak saya juga nangis-nangis lagi,” katanya.

Hingga saat ini, kepergian Brigpol Nofriansyah Yosua masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga, khususnya ibu korban, Rosti Simanjuntak.

Samuel menceritakan, sejak mendapat kabar meninggalnya Yosua, Rosti tak henti meneteskan air mata.

Sejak kali pertama mendapat kabar kematian Yosua, keluarga sedang berada di Padang Sidempuan, Sumatera Utara.

Mendapat kabar duka yang sangat memukul hati mereka itu, keluarga Yosua langsung pulang ke Jambi.

Sepanjang perjalanan dari Padang Sidimpuan menuju Jambi, ibu kandung almarhum Yosua menangis terus.

Tidak kurang 20 jam sang ibu menangis tanpa henti.

"20 jam di jalan, itu menangis terus sampai ke Jambi. Di Jambi menangis terus, kalau gak ada teman bicara, teringat anaknya, menangis lagi," kata Samuel.

Ibu korban, masih belum sepenuhnya menerima putra kesayangannya meninggal dunia.

Apalagi meninggalnya karena tembaka bertubi-tubi, dengan empat luka tembak di tubuh.

Samuel tampak berusaha bersabar meski berat, ketika mengikuti serangkaian acara pemakaman korban secara adat Batak Toba.

Saat pemakaman anaknya, mengenakan baju hitam, dan sarung dipakai, Rosti berupaya tegar mengikuti acara adat

Raut wajahnya sangat memperlihatkan duka mendalam, lesu.

Ia pun terus mendengarkan penghiburan dari sejumlah keluarga dan kerabat yang hadir saat prosesi pemakaman, pada Senin (11/7/2022).

Pandangannya tampak kosong, duduk di keramaian dan minim mengeluarkan suara.

Hari ke dua, atau pada Selasa 12 Juli 2022, tidak tampak perubahan di raut wajah ibu korban.

Ia masih banyak diam, tidak merespon orang di sekelilingnya.

Hanya tampak sesekali berjalan di sekeliling rumahnya, membereskan sampah bekas kunjungan tamu.

Hari ini, Rabu, adalah hari ke-6 Brigpol Nofriansyah pergi meninggalkan keluarga besar untuk selamanya.

Sampai saat ini, ibu korban belum bicara ke awak media. Hanya ayah dan bibi korban yang masih terbuka dan berbicara.

Ia tidak bisa dibiarkan seorang diri, Samuel meminta pihak keluarga lainnya untuk selalu berada di samping ibu korban untuk mendampingi dan mengajak berbicara.

Peristiwa polisi tembak polisi yang terjadi di Duren Tiga, Jakarta, hingga kini masih penyelidikan, dan telah dibentuk tim gabungan untuk mengusutnya.