Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhirnya Terungkap Alasan Bripka RR tak Mau Me.ne.mbak Brigadir J Meski Diperintah Ferdy Sambo

  Akhirnya Terungkap Alasan Bripka RR tak Mau Menembak Brigadir J Meski Diperintah Ferdy Sambo

Akhirnya Terungkap Alasan Bripka RR tak Mau Menembak Brigadir J Meski Diperintah Ferdy Sambo /foto facebook Roslin Emika/edit Teras Gorontalo/

TERAS GORONTALO - Seperti diketahui Bripka RR atau Ricky Rizal merupakan salah satu tersangka dalam kasus yang menewaskan Brigadir J.

Bripka RR menjadi tersangka ketika diduga turut ikut serta dalam skenario yang dibuat Ferdy Sambo.

Belakangan ini Bripka RR sudah berani buka suara terkait peristiwa sebenarnya yang terjadi yang melibatkan mantan atasannya Ferdy Sambo.


Hal ini disampaikan langsung kuasa hukum Bripka RRErman Umar saat ditemui di bareskrim Polri.

Dikutip dari Berita SubangErman Umar mengungkapkan, kliennya secara tegas yang menolak perintah atasannya Ferdy Sambo untuk menembak Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Namun demikian, Bripka RR mengetahui bahwa Kuat Ma'ruf dan Brigadir J memang bertengkar saat di Magelang.

Pada mulanya Erman Umar menyatakan jika Bripka RR dipanggil Ferdy Sambo untuk menanyakan tentang apa yang terjadi terhadap isterinya Putri Candrawathi di Magelang.

Baca Juga: Akhirnya Terjawab Polwan Cantik AKP Rita Yuliana Klarifikasi Dua Persoalan Ini, Salah Satunya Dinas di PMJ

Menurut pengakuan Bripka RR ke Erman Umar, saat itu Bripka RR mengaku tidak mengetahui apa-apa yang terjadi antara Putri dan Brigadir J.

Menurutnya Bripka RR menjawab sambil menangis dan emosi.

"Dipanggil, dia tanya, ‘ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?. Enggak tahu’. Ini Ibu dilecehkan,’. Dan itu sambil nangis dan emosi," ucapnya saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta Jumat 9 September 2022.


Setelah itu, Bripka RR kembali ditanya oleh Ferdy Sambo, saat itu Putri Candrawathi berada di dalam ruangan yang sama. Ia menjelaskan saat itu pengakuan Putri Candrawarthi dia dilecehkan oleh Brigadir J.

Kemudian Bripka RR ditanyai Ferdy Sambo tentang kesanggupannya untuk menembak Brigadir J. Namun dirinya menolak lantaran tak kuat mental dan dari situlah diminta memanggil Bharada E.

Menurutnya Bripka RR tak kuat mental.


"Kamu berani nembak? Nembak Yosua? Dia bilang saya enggak berani Pak, saya enggak kuat mental, enggak berani, Pak. Ya sudah kalau begitu kamu panggil Richard’,” jelas Erman sambil menirukan bicara Bripka RR dan Ferdy Sambo.

"'Saya melihat bapak menangis. Enggak biasa begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana'," lanjutnya.

Kemudian Bharada E mengungkap fakta menjelang eksekusi Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada 8 Agustus 2022.

Melalui kuasa hukumnya, Bharada Richard Eliezer atau Bharada E mengaku telah mengetahui rencana penembakan Brigadir J sejak di rumah Ferdy Sambo, di Jalan Saguling III , Jakarta Selatan.

Namun hal tersebut di kuatkan oleh kuasa hukum Richard Eliezer atau Bharada E, Ronny Talapessy yang mengungkapkan fakta terbaru terkait kliennya tersebut.

Diketahui Bharada E mengaku sempat berdoa setelah mendapat perintah Irjen Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J.

Ronny mengatakan bahwa kliennya telah mengetahui rencana penembakan Brigadir J sejak di rumah, Jakarta Selatan.

Dalam keterangan Ronny, Bharada E mengaku pergi ke toilet dan berdoa sebelum berangkat ke rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, yang kini menjadi tempat kejadian perkara (TKP).

"Bharada E dipanggil ke lantai tiga oleh RR (Ricky Rizal) itu kemudian disuruh menembak (Brigadir J). Klien saya turun ke bawah sempat ke toilet berdoa," kata Ronny, Kamis 8 September 2022.


Ronny juga menjelaskan keterkejutan Bharada E ketika mendengar perintah yang disampaikan oleh seniornya Bripka Rick Rizal.

Hal itulah yang membuat Bharada E gelisah sehingga ia berdoa sebelum berangkat ke TKP.

Menurutnya Bharada E sudah melihat persiapan untuk jalan menuju Duren Tiga.

"Waktu ke bawah, klein saya lihat sudah persiapan jalan ke Duren Tiga. Iya (Bharada E) sempat berdoa," jelasnya.

Ronny Talapessy juga menambahkan dugaan terkait kabar Bharada E yang menghubungi seseorang sebelum ke TKP.

Satu isu beredar menyebutkan kliennya menelepon setelah mendapat perintah Ferdy Sambo.

Menurutnya yang disampaikan pengacara lamanya Deolipa Yumara itu hoaks.

"Enggak ada yang dihubungi,. Kemarin yang disampaikan pengacara lama (Deolipa Yumara) itu hoaks," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Ronny Talapessy juga menjelaskan jika kliennya Bharada E tidak melihat proses pembersihan darah Brigadir J setelah dieksekusi.

Ronny mengatakan Bharada E langsung menjauh dari tempat kejadian perkara (TKP), setelah menembak dan mengeksekusi Brigadir J.

"Klien saya enggak lihat pembersihan darah," kata Ronny.

Menurutnya proses pembersihan darah itu diduga dilakukan salah satu asisten rumah tangga (ART) atas perintah Irjen Ferdy Sambo.

Ronny mengatakan Bharada E sempat terkejut setelah mengetahui Brigadir J tewas. Oleh karena itu, dia mengatakan kliennya tersebut tidak mengetahui adanya proses pembersihan darah Brigadir J. "Kan, dia syok waktu itu. Jadi enggak lihat," jelasnya.