Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PILU Ibu Brigadir J, Kamaruddin Nyerah, Suaminya Pasrah: Anak Dib.unu..h, Menyisakan Label Pelec.ehan

 PILU Ibu Brigadir J, Kamaruddin Nyerah, Suaminya Pasrah: Anak Dibunuh, Menyisakan Label Pelecehan

TikTok @tobellyboy, Facebook, Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Kamaruddin mulai menyerah, Samuel pasrah, bu Brigadir J pilu anak sudah dibunuh dan difitnah pelecehan 


TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus kematian Brigadir J tak kunjung menuai titik terang.

Hal ini membuat Kamaruddin Simanjuntak, pengacara dari keluarga Brigadir J mulai menyerah.

Bahkan Kamaruddin Simanjuntak sempat meminta maaf lantaran perjuangannya tak bisa memenuhi harapan publik.

Tak hanya itu, Kamaruddin Simanjuntak juga meminta publik untuk siap-siap kecewa menerima kenyataan terkait kasus kematian Brigadir J.

Kamaruddin sedih kasus Brigadir J tak ada kemajuan, minta publik siap-siap kecewa
Kamaruddin sedih kasus Brigadir J tak ada kemajuan, minta publik siap-siap kecewa (Kolase YouTUbe Polri TV, TikTok @tobellyboy)

"Saya atas nama penasehat hukum menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Indonesia karena tidak bisa memenuhi harapan masyarakat," ucap Kamaruddin Simanjuntak lesu.

Bukan cuma Kamaruddin, rupanya ayah almarhum Brigadir JSamuel Hutabarat rupanya juga merasakan hal yang sama.

Samuel mengaku lelah dan tak ingin lagi mengharapkan pengusutan kasus pembunuhan putra pertamanya itu selesai dengan baik.

Kepada Kamaruddin SimanjuntakSamuel Hutabarat melayangkan curhatan.

"Pak Samuel, orangtua Almarhum sudah menyatakan 'sudah selesai lah, toh anak saya tidak kembali'.


Advertisement by

Kemarin ketika saya ke Jambi, beliau berpesan 'sudah, sudah cukup lah.

Kami udah capek pak.

Kami mendengar aja capek, apalagi bapak yang melakukan'," kata Kamaruddin Simanjuntak.

Namun rupanya di balik sikap Kamaruddin dan Samuel yang mulai menyerah, ada sosok Rosti Simanjuntak yang paling merasa pilu.

Menurut Irma Hutabarat, sosok paling menderita akibat pembunuhan ini adalah seorang perempuan, yang bernama Rosti Simanjuntak, ibunda dari Brigadir J.

"Dia sudah kehilangan anak karena dibunuh, tapi masih juga menyisakan label pelaku tindak pelecehan pada anaknya yang sudah tidak bisa membela diri itu," kata Irma Hutabarat pada dialog di Kantor Tribun Jambi, Senin (12/9/2022) sore.

\

Menurutnya, label pelaku pelecehan yang dicap pada Brigadir J sejak kasus ini bergulir, merupakan pukulan besar bagi keluarga.

"Saya juga seorang ibu, saya bisa merasakan betul bagaimana perasaan orangtuanya.

Itu label yang sangat menyakitkan.

Apalagi kita dengar cerita bahwa Yosua itu orang baik," ucapnya.

Menurutnya, kasus kekerasan seksual yang kembali diungkit beberapa lembaga negara itu, harus diluruskan, sebab merupakan sebuah fitnah keji, apalagi yang disebut sebagai pelaku sudah meninggal dunia.

"Sudah meninggal, tapi masih juga dikatakan pelaku pelecehan.

Itu fitnah keji.

Orang yang mereka tuduh tidak bisa membela diri," ucapnya.

Ibu Brigadir J menangis di makam sang putra
Ibu Brigadir J menangis di makam sang putra (Facebook Rohani Simanjuntak)

Minta Nama Baik Brigadir J Dipulihkan

Irma Hutabarat pun menyarankan agar segera dilakukan pemulihan nama baik Brigadi J, jangan ada label negatif itu.

"Pada konteks kasus ini, orang melupakan bagaimana keluarga Yosua, betapa sakitnya yang mereka rasakan.

Ada yang sibuk beri dukungan untuk Bu Putri, lupa ada perempuan yang paling tersakiti, yaitu ibu Yosua," tuturnya.

Dugaan Pelecehan Tidak Logis

Martin Lukas Simanjuntak, kuasa hukum dari Keluarga Brigadir J, menyebut harusnya keterangan soal pelecehan sudah saatnya dihapus dari kasus ini.

Apalagi hanya disampaikan oleh pihak Putri Candrawathi, yang berkali-kali terbukti menyampaikan informasi bohong.

"Pada awalnya disampaikan dilecehkan di Duren Tiga. Sudah terbukti peristiwa itu tidak ada. Mereka bohon," kata Martin.

"Jadi apakah kita harus terus-menerus mau untuk mendengarkan kebohongan dari mereka?" tanya dia.

"Dulu disebut di Duren Tiga, kemudian kini di Magelang, besok entah di mana lagi," ujarnya.


Dia meyakini, isu pelecehan itu dihebuskan hanya untuk memberikan peluang bagi Ferdy Sambo dkk untuk mendapat simpati publik.

"Soal dugaan Yosua melakukan pelecehan, itu kami bilang dari awal sangat tidak logis," ujar Martin Lukas.

Dia menyebut, tidak mungkin perbuatan itu bisa dilakukan di rumah yang selalu banyak orang di sana.

Apalagi dilakukan ajudan kepada seorang perempuan yang berpengaruh. "Tidak mungkin," jelasnya.

Ditambahkan Kamaruddin Simanjuntak, Putri Candrawathi hanya menghayal lalu mengarang cerita.

"Jangan-jangan ibu Putri yang terobsesi pada Yosua, tapi korban ini tidak mau, jadi difitnah seperti itu," ungkapnya.