Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terkuak Drama Pelecehan Putri Candrawathi, Bripka RR Lihat Om Kuat Panik dan Tegang

 

Terkuak Drama Pelecehan Putri Candrawathi, Bripka RR Lihat Om Kuat Panik dan Tegang

 


 Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh Putri Candrawathi, sehingga mengakibatkan terbunuhnya Brigadir J, dan menyeret Om Kuat dan Bripka RR sebagai tersangka terus berpolemik.

Betapa tidak, terus berubahnya keterangan Putri Candrawathi terkait dugaan pelecehan terhadap dirinya, dan peran Om Kuat atau Kuar Maruf, serta Bripka RR ikut membuat kasus ini terus menarik diikuti.

Bahkan, belakangan dugaan pelecehan terhadap Putri Candrawathi ini kembali diungkap oleh Bripka RR lewat pengacaranya Erman Umar, dengan ikut menyebut apa yang terjadi pada Om Kuat.

Dimana, dalam pernyataannya Bripka RR lewat pengacaranya Erman Umar, mengungkap detail perisitiwa Magelang yang disebut - sebut lokasi pelecehan terhadap Putri Candrawathi terjadi.

Hal ini sebagaimana dikutip Teras Gorontalo dari Portal Nganjuk dalam artikel berjudul "Fakta Baru Diungkapkan Bripka RR Terkait Pelecehan Di Magelang Brigadir J Naik Turun, Kuat: Kenapa Itu Anak".

Bripka RR memberikan kesaksian terkait kronologi dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J kepada pengacaranya.

Erman Umar yang merupakan pengacara Bripka Ricky Rizal ketika menghadiri sebuah acara bertajuk Apa Kabar Indonesia ini ditanyai fakta baru apa yang telah disampaikan Bripka Ricky.

Berdasarkan keterangan Bripka RR bahwa ia merupakan ajudan yang berfokus untuk menjaga anak Ferdy Sambo di Magelang."Dua anak Ferdy Sambo kini bersekolah di Taruna Nusantara di Magelang, sedangkan satunya masih kelas 1, satunya lagi kelas 3, lalu tugas utamanya itu, waktu jamannya Covid baru juga sebagian di Jakarta," ucap Erman Umar.

"Pada saat kejadian di Magelang pada tanggal 7 Juli, dia pergi bersama Richard Eliezer mengurus anak ini di sekolah, kemudian dipanggil sama PC kembali ke rumah, baliklah ke rumah di Magelang," jelasnya.

"Pada saat itu ada kejadian, saat dia kembali di bawah (lantai 1) rumah itu tidak ditemukan pegawai yang lain, Akhirnya Bripka RR naik ke tangga atas. Disitu dia melihat Pak Kuat Ma'ruf atau Om Kuat ini keadaannya panik dan tegang, Dia tanya ada apa pak Kuat?" Imbuhnya.

"Lalu Om Kuat menjawab bahwa Yosua naik-turun, ditanyakan ada apa tapi turun ke bawah, nggak mau mendengar sama KM, "Kenapa itu anak?" Ujar kuasa hukum Bripka RR.

Saat itu, Om Kuat berkata kepada Bripka RR bahwa Susi (ART) menangis, Brigadir J yang ingin mengetahui keadaan PC namun dihalangi oleh Kuat.

Tidak hanya itu, bahkan Om Kuat atau Kuat Ma'ruf menodongkan pisau ke Yosua atau Brigadir J yang membuatnya turun kembali.

Lebih lanjut, Om Kuat mengizinkan Bripka RR naik ke atas untuk melihat kondisi Putri Candrawathi.

Disitu RR melihat Putri Candrawathi berbaring dengan setengah duduk dengan memakai posisi bantal tinggi.Ada apa bu? ada kejadian apa?" tanya Bripka RR kepada PC. Ibu PC tidak menjawab malah bertanya, ‘Yosua dimana?' ujar kuasa hukum Bripka RR.

Lalu, Yosua atau Brigadir J di antar oleh Bripka RR ke kamar Putri Candrawathi yang masih berbaring dan Yosua duduk di lantai.

Sementara itu, pintunya tidak ditutup dan Bripka RR berada diluar untuk menunggunya.
Namun ia mengaku tidak mendengar apa yang mereka berdua bicarakan di dalam kamar tersebut.

Erman Umar mengatakan, kurang lebih 10 menit Yosua yang kemudian keluar dari kamar Putri Candrawathi atau PC.Agar tidak bersinggungan dengan Om Kuat, dan Brpika RR berinisiatif untuk membawanya turun.

Sesampai di bawah, Bripka RR bertanya kembali kepada Yosua atau Brigadir J apa yang sebenarnya terjadi, akan tetapi ia menjawab tidak ada apa-apa dengan lebih tenang.

Pada malam hari, Bharada E dan Brigadir J atau Yosua tidur di kamar, sedangkan Bripka RR tidur di ruang tengah bersama dengan Kuat Ma'ruf.

Lalu Bripka RR ditanya lebih detail saat kejadian Brigadir J masuk ke kamar PC dan ada RR menunggu di luar, karena melihat dari reka adegan rekonstruksi bahwa ada pelecehan disana sebelumnya"Itu yang nggak dilihat, suara pun nggak dengar, dia kan agak berjarak dia (RR) hanya menjaga bahwa tidak terjadi apa-apa, karena kan dia paling senior disitu," ungkap Erman Umar.

Sementara itu bedasarkan keterangan dari Bripka RRBrigadir J atau Yosua dan Om Kuat yang sempat bersitegang di Magelang itu, ia mengamankan pisau yang ditodongkan ke Yosua itu di simpannya di kamar anak Ferdy Sambo.

Adapun alasan Bripka RR memindahkan senjata itu lantaran ia melihat ada konflik bersitegang antara Om Kuat dan Brigadir J ketika akan naik ke lantai dua rumah Sambo di Magelang.

"Sebelum turun, Ricky Rizal karena khawatir melihat kondisi dari Kuat Ma'ruf yang panik tegang dan tadi membawa pisau (bersitegang), lalu Ricky Rizal berinisiatif mengambil senjata Yosua dan memindahkannya ke kamar anak Ferdy Sambo menguncinya disitu biar aman," ungkapnya."Kalau terjadi pertengkaran lagi, jangan sampai ada kejadian yang tak diinginkan," tambahnya.

Ferdy Sambo beri uang kepada Bripka Ricky Rizal Pengacara Bripka RR mengatakan, bahwa kliennya tersebut tidak menerima uang yang telah dijanjikan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, usai penembakan Brigadir J.

Menurutnya, uang tersebut di berikan kepada Bripka RR lantaran ia telah menjaga istri Ferdy Sambo.

Akan tetapi, Erman menyangkal jika kliennya belum menerima uang tersebut.

"Oh uang, tidak ada, itu setelah kejadian. Setelah skenario, Pak Sambo sampaikan ini ada uang, dalam BAP yang saya baca, uang itu diberikan karena kalian sudah menjaga ibu, bukan karena masalah bayaran penembakan. Tapi itu bisa saja, kalau Sambo bisa seperti itu, tapi keterangan itu berbeda-benda," pungkasnya.***(Shindu Mahlendra/Portal Nganjuk)