Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TERUNGKAP! Bebas dari Sambo, Bripka RR: Susi yang Nangis, Bukan Putri Candrawathi. Dilecehkan Kuat Maruf?

 

TERUNGKAP! Bebas dari Sambo, Bripka RR: Susi yang Nangis, Bukan Putri Candrawathi. Dilecehkan Kuat Maruf?

TERUNGKAP! Bebas dari Sambo, Bripka RR: Susi yang Nangis, Bukan Putri Candrawathi. Dilecehkan Kuat Maruf?

Bripka RR membuat publik gempar!


Pengakuan terbaru Bripka RR alias Ricky Rizal, membuatnya kini menjadi buah bibir masyarakat.


Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Bripka RR ini telah berbalik arah melawan sang bos, Ferdy Sambo.


Dia kemudian mulai membongkar kebenaran, terkait peristiwa yang terjadi di Magelang. Salah satunya tentang sosok yang disebut-sebut menangis ketika berada di Magelang.


Menurut pengakuan Bripka RR, orang yang menangis saat berada di rumah Ferdy Sambo di Magelang itu, bukanlah Putri Candrawathi.


Kepada kuasa hukumnya, Erman Umar, dia mengurai benang kusut terkait peristiwa yang disebut-sebut terjadi di Magelang itu.


Lewat pengakuan itu, Bripka RR menyebutkan jika dia tidak mencium adanya indikasi dugaan pelecehan, ataupun mencurigai adanya tindak kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi oleh Brigadir J. Peristiwa yang langsung disaksikan oleh mata kepalanya sendiri, diduga hanyalah ketegangan yang terjadi antara sopir Ferdy Sambo, yakni Kuat Maruf, dengan Brigadir J.


Tak hanya itu, dalam pengakuannya kepada sang pengacara, Bripka RR menyebutkan melihat ART Susi, tengah menangis di lantai dua rumah Ferdy Sambo di Magelang.


Sedangkan Putri Candrawathi sendiri, menurut kesaksiannya, tengah berbaring di dalam kamarnya.


Bahkan ketika itu, istri Jenderal bintang dua ini malah mencari dan menanyakan keberadaan Brigadir J.


Tentu saja sikap ini dinilai Bripka RR, tidak mengindikasikan adanya tanda-tanda telah dilecehkan, oleh ajudan Ferdy Sambo tersebut.


Dalam peristiwa itu, justru hal ganjil yang patut dipertanyakan adalah apa yang menyebabkan ART Susi ini menangis.


“Yang memang menjadi pertanyaan saat itu, apa penyebab Susi menangis. Bripka RR tidak tahu penyebabnya. Padahal ibu PC tidak menangis dan berbaring di kamarnya. Semuanya diam soal Susi menangis ini dan RR tidak tahu penyebab Susi menangis,” kata Erman Umar, dikutip oleh Teras Gorontalo dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 13 September 2022.


Disebutkan juga jika tugas sebenarnya dari Bripka RR ini adalah sebagai ajudan khusus, terutama untuk menjaga kedua anak Ferdy Sambo, yang mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang.


“Di mana mereka duduk di kelas I dan III. Namun saat pandemi dan sekolah online, Bripka RR juga tugas di Jakarta,” jelasnya.


Itu sebabnya sehari sebelum kembali ke Jakarta, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2022, Bripka RR bersama Bharada E justru tengah disibukkan mengurus keperluan anak-anak Ferdy Sambo.


Di tanggal yang sama ini juga disebutkan, jika ada peristiwa dugaan pelecehan yang terjadi di Magelang.


Saat masih berada di SMA Taruna Nusantara, dia kemudian dihubungi oleh Putri Candrawathi, yang memintanya untuk pulang.


“Dia dipanggil sama ibu PC, disuruh pulang ke rumah, panggilan saat itu lewat telepon kepada Richard,” tutur Erman.


Sekembalinya ke rumah, Bripka RR justru menemukan kondisi lantai 1 rumah yang kosong.


“Saat Bripka RR naik ke atas, dia lihat Kuat dalam keadaan panik dan tegang. Dia tanya, ada apa pak Kuat. Pak Kuat jawab, ‘Enggak itu tadi si Yosua, naik turun naik turun, saya Tanya, dia lari ke bawah. Dia gak mau dengan saya, Kenapa itu anak.’ Itu jawaban Kuat,” terangnya.


“Saat itu kata Ricky, kondisi Susi menangis,” sambung Erman Umar, menambahkan.


Diceritakan juga kalau ketika itu, Brigadir J naik ke lantai 2 untuk menengok keadaan Putri Candrawathi yang diduga tengah sakit.


“Tapi dihalangi oleh Kuat dengan pakai pisau. Akhirnya Josua turun lagi ke bawah,” tuturnya.


Justru Bripka RR lah yang diizinkan oleh Kuat Maruf untuk menengok keadaan Putri Candrawathi, yang tengah berbaring di kamar, di lantai 2 tersebut.


“Dia buka pintu kamar ibu, dan Tanya, ‘Ada apa bu?’. Ibu tidak menjawab, tetapi malah bertanya, ‘Josua di mana?’,” ujarnya.


Setelah itu, Ricky kemudian berencana untuk turun ke lantai 1 menemui Brigadir J.


Namun karena sebelumnya sempat terjadi ketegangan antara Kuat Maruf dan Brigadir J, maka dia pun berinisiatif untuk menyembunyikan senjata api milik almarhum.


“Kemudian dia berinisiatif, yang mungkin diketahui juga sama Richard. Bagaimanapun Josua ada senjatanya. Ada pisau dan senapan panjang. Bripka RR berinisiatif dipindahin senjatanya ke kamar anaknya Sambo. Di kunci di kamar itu senjatanya. Karena Bripka RR khawatir ada apa-apa. Sebab sebelumnya kan ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat,” jelas Erman Umar.


Hal tersebut tentunya dilakukan agar tidak ada kejadian yang tak diinginkan yang terjadi, seandainya pertengkaran antara Brigadir J dan Kuat Maruf terulang.


Setelah itu, dijelaskan jika Bripka RR turun ke lantai 1 untuk mencari Brigadir J, karena sebelumnya istri Ferdy Sambo menanyakannya.


Setelah bertemu dengan Brigadir J, dia pun lantas menanyakan masalah apa yang telah membuat adanya perselisihan dengan Kuat Maruf.


“Bripka RR tanya ke Josua, ada apa dan kenapa bersitegang dengan Kuat. Josua menjawab agak marah, 'Iya bang, saya gak ngerti itu kenapa Om Kuat, marah-marah ke saya'. begitu jawaban Josua,” terangnya.


Setelah itu Bripka RR menyampaikan pesan dari Putri Candrawathi bahwa dirinya dipanggil oleh istri dari atasan mereka itu.


“Karena tadi kan Ibu tanya Josua dimana, maka Bripka RR berinisiatif memanggil Brigadir J. 'Kamu tadi ditanyain, Ibu' begitu kata Bripka RR ke Josua,” imbuhnya.


Kedua orang ini pun naik ke atas, untuk menemui Putri Candrawathi.


Dikatakan jika ketika itu, Brigadir J masuk ke dalam kamar dan duduk di bawah (lantai), sedangkan istri atasan mereka itu masih tetap berbaring di kasur.


“Josua masuk ke kamar dan duduk di bawah, sementara Ibu PC tetap berbaring di kasur. RR tidak ikut masuk ke kamar," kata Erman Umar.


Bripka RR sendiri, dikatakan Erman, hanya menunggu di pintu.


“Sehingga Bripka RR tidak mendengar pembicaraan Brigadir J dengan Putri Candrawathi,” ucapnya.


Tak lama kemudian almarhum Brigadir J keluar dari kamar, dan kembali ke lantai 1 bersama Bripka RR.


“Pada saat mereka turun, Bripka RR ikuti Josua, karena khawatir supaya jangan ada pertengkaran lagi dengan Kuat Maruf. Bripka RR antar sampai ke bawah. Dia sempat tanya Josua juga, ada apa lagi. Yang kedua ini jawaban Josua melunak, 'Udah bang, gak ada apa-apa bang'. Ini berbeda dengan pertama sebelum Josua bertemu Ibu,” katanya.


Berdasarkan keterangan Bripka RR ini, Erman mengatakan jika kliennya sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual, yang disebut-sebut sebagai motif yang menyebabkan Brigadir J tewas terbunuh.


“Jadi menurut RR, kejadian di Magelang tidak seperti yang dibayangkan. Dia tidak melihat dan tidak tahu adanya pelecehan ke Ibu,” pungkas Erman Umar.***