Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhirnya Terungkap dari Hasil Uji Kebohongan Semua Kejahatan Ferdy Sambo Putri Candrawathi Beberkan Semua?

 Akhirnya Terungkap dari Hasil Uji Kebohongan Semua Kejahatan Ferdy Sambo Putri Candrawathi Beberkan Semua?

Akhirnya Terungkap dari Hasil Uji Kebohongan Semua Kejahatan Ferdy Sambo Putri Candrawathi Beberkan Semua? /Pikiran-Rakyat.com/

TERAS GORONTALO - Akhirnya terungkap dari hasil uji kebohongan semua kejahatan Ferdy Sambo Putri Candrawathi beberkan semua?.

Sebagaimana diketahui semua tersangka dalam kasus kematian Brigadir J termasuk Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo diperiksa menggunakan alat uji kebohongan.

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi merupakan tersangka dalam kasus kematian Briagdir J.

Selain Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo, ada Kuat Ma'ruf, Bharada E, Bripka RR juga jadi terangka.

Adapun kepada semua tersangka dan termasuk saksi bernama Susi dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat uji kebohongan.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Andi Rian Djajadi, menuturkan, uji kebohongan ini sebagai bukti petunjuk guna meyakinkan penyidik dalam melengkapi berkas perkara yang akan segera dilimpahkan kembali ke jaksa penuntut umum.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan menggunakan "lie detector" (poligraf) adalah untuk penegakan hukum (projusticia), jadi ada hasil yang bisa disampaikan kepada publik dan ada hasil yang hanya menjadi konsumsi penyidik.

Hal ini, kata Dedi, karena poligraf sama seperti kedokteran forensik memiliki standarisasi dan sertifikasi yang wajib dipatuhi Puslabfor maupun operator poligraf.

Menurut dia, ada persyaratan yang sama dengan Ikatan Dokter Forensik Indonesia yang wajib dipatuhi.

Poligraf memiliki ikatan (perhimpunan) secara universal yang berpusat di AS. .

Puslabfor memiliki alat poligraf yang sudah terverifikasi dan tersertifikasi, baik itu ISO maupun perhimpunan poligraf di dunia. Puslabfor Polri memiliki alat poligraf buatan AS tahun 2019 yang memiliki tingkat akurasi 93 persen dengan syarat akurasi 93 persen maka hasilnya digunakan untuk penegakan hukum.

“Kalau (hasil uji) di bawah 90 persen tidak masuk dalam ranah projusticia,” kata Dedi.

Dedi menyampaikan bahwa jika hasil poligraf masuk ranah projusticia maka hasilnya diserahkan ke penyidik. Lalu penyidik yang berhak mengungkapkan kepada media, termasuk penyidik bisa menyampaikan di persidangan.

“Karena poligraf tersebut bisa masuk dalam Pasal 184 KUHAP (tentang alat bukti yang sah menurut sistem peradilan pidana) ya alat bukti, selain petunjuk juga termasuk dalam keterangan ahli,” kata Dedi dilansir dari Antara.

Hasil Uji Kebohongan terhadap Putri Candrawathi

Sebagimana diketahui, Putri Candrawathi diperiksa di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Berkaitan dengan hasil uji kebohongan terhadap Putri Candrawathi, terinfromasi hasilnya telah dikantongi oleh polisi.

Diungkapkan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, hasil pemeriksaan Putri Candrawathi, akan menjadi salah satu jalan untuk membongkar kebenaran dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

"Hasil lie detector atau polygraph yang sudah dilakukan terhadap saudari PC dan juga saudari S (ART Ferdy Sambo)," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo.

Dibeberkan Dedi Prasetyo, hasil pemeriksaan Putri Candrawathi bisa saja membongkar tabir di balik kejahatan Ferdy Sambo.

Lantaran dari hasil pemeriksaan Putri Candrawathi dan asisten rumah tangganya dinyatakan telah memberikan pernyataan yang jujur.

"Setelah saya berkomunikasi dengan Puslabfor dan operator polygraph hasil lie detector itu adalah pro justitia," ujar Irjen Pol Dedi Prasetyo seperti dikutip dari PMJ News."Itu juga konstruknya penyidik. Kenapa saya bisa sampaikan pro justitia? Setelah saya tanyakan taunya ada persyaratan, sama dengan Ikatan Dokter Forensik Indonesia. Untuk polygraph itu juga ada ikatan secara universal di dunia, pusatnya di Amerika," sambungnya.

Ditegaskan, Dedi Prasetyo, jika pemeriksaan ini tidak direkayasa, lantaran alat yang dimiliki Polri sudah terverifikasi secara resmi.

"Alat polygraph yang digunakan oleh Labfor kita ini semuanya sudah ya terverifikasi dan juga sudah terverifikasi baik ISO maupun dari perhimpunan polygraph dunia," ucap Irjen Pol Dedi Prasetyo.

Keakuratan Hasil Alat Uji Kebohongan

Tentunya hasil menggunakan pemeriksaan alat uji kebohongan kepada Putri Candrawathi dan para tersangka lainnya menjadi pertanyaan bagaimana hasilnnya.

Terkait hasil menggunakan alat uji kebongan ini banyak yang memberikan penilaian.

Bisakah Putri Candrawathi dan para tersangka lainnya mengungkap atau tidak bisa lari dari deteksi alat uji kebohongan?

Dan mungkinkah Putri Candrawathi mengungkap kebenaran yang sebenarnya terkait kematian Brigadir J?

Berikut ini hal yang bisa terjadi jika menggunakan alat uji kebohongan.

Terkait dengan pemeriksaan para tersangka kasus Brigadir J menggunakan alat uji kebohongan, dikomentari oleh pakar psikologi forensik Reza Indragiri.

Reza Indragiri menilai alat pendeteksi kebohongan (lie detector) tidak sepenuhnya bisa dipercaya.

Ditegaskan Reza Indragiri, kebohongan akan bisa diketahui setelah manusia melakukan perbandingan antara kenyataan dengan pernyataan.

Sementara itu, kata Reza, tidak ada seorangpun, termasuk operator lie detector, yang mengetahui kejadian di TKP pembunuhan Brigadir J.

"Alih-alih mengukur perbandingan antara pernyataan dan kenyataan, alat ini (lie detector) mengukur perubahan-perubahan fisiologis manusia ketika berhadapan dengan pernyataan atau pertanyaan tertentu," kata Reza dilansir daripikiran rakyat.

Reza Indragiri menjelaskan, lie detector hanya bisa mendeteksi kebohongan melalui perubahan-perubahan fisiologis seperti kucuran keringat, pupil mata yang membesar, detak jantung yang semakin kencang, dan suhu badan yang meninggi.

Selain itu, kata Reza, perubahan-perubahan fisiologis tidak mutlak menjadi tanda-tanda orang sedang berbohong.

Reza Indragiri membeberkan, detak jantung yang bertambah kencang bisa disebabkan beberapa faktor seperti saat olah raga, sakit demam, bahkan ketika sedang terintimidasi.

"Jadi, degup jantung bertambah kencang ternyata bukan penanda mutlak bahwa seseorang sedang berdusta," ujarnya.

Imbuhnya, begitu pula dengan tanda-tanda seseorang berkeringat yang semakin banyak.
"Hal itu bisa terjadi apabila seseorang merasa gerah karena berada di tempat yang bersuhu panas atau ketika sedang cemas," katanya.

Dijelaskan Reza Indragiri, ternyata kucuran keringat juga bukan merupakan penanda seseorang tengah berdusta.

Lebih lanjut, Reza menegaskan bahwa setiap orang yang sedang berbohong tidak selalu memberikan respons fisiologis yang sama.

"Tidak ada satu pun respons fisiologis manusia yang mutlak tak terbantahkan penanda seseorang sedang berbohong, tidak ada," ucap Reza dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube tvOneNews, pada 8 September 2022.

Menurutnya, bisa saja lie detector menafsirkan adanya kebohongan pada seseorang yang sedang berkata jujur dikarenakan orang itu sedang mengalami peningkatan pada detak jantungnya yang dipengaruhi oleh rasa cemas.

Sebaliknya, kata Reza, seseorang yang sedang berkata dusta bisa terdeteksi tidak berbohong jika orang itu mampu mengendalikan dirinya.

Itulah yang kemungkinan yang bisa teerjadi dalam penggunaan alat uji kebohongan.