Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Paha, Kemaluan, Dan Payudara Diraba Sambil Pistol Menempek di Kepala, Putri Candrawathi Bongkar Kelakuan Brigadir J? Ternyata Ada Kejanggalan!

 


Paha, Kemaluan, Dan Payudara Diraba Sambil Pistol Menempek di Kepala, Putri Candrawathi Bongkar Kelakuan Brigadir J? Ternyata Ada Kejanggalan!


Advertisement by

Baca Juga: Misteri Ferdy Sambo dan Puri Candrawathi Dipertahankan Polri, Apa Itu Pro Justitia?

Pada Rabu (13/7), Samuel Hutabarat menceritakan apa yang terjadi saat kedatangan Brigjen Hendra Kurniawan.

Katanya, Pak Hendra datang untuk menceritakan kronologi kematian Brigadir Yosua, untuk diketahui pada Senin (11/7) magrib Tribun Jambi masih berada di rumah duka.

Tribun tiba di sana menjelang sore meski telah telat menyaksikan pemakaman Brigadir Yosua dan di sana sudah ramai polisi termasuk sejumlah petinggi kepolisian tampak di sana.

Saat kami akan bertolak kembali ke Jambi, di jalan utama di samping Masjid Fathul Qarib ada satu mobil bus polisi dan satu unit mobil polisi lainnya.

Baca Juga: Ada Penembak Brigadir J yang Belum Diungkap, Komnas HAM Mencurigai Sosok Ini

Dus sekitar setengah jam setelah kami tancap gas itulah ternyata banyak polisi yang meriung di rumah duka. 

Satu di antaranya Brigjen Hendra Kurniawan yang menjelaskan kronologi kematian Yosua.

"Ada orang Mabes datang ke sini," begitu pesan dari keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Di tengah suasana duka yang telah menyelimuti keluarga Brigadir J, sejumlah polisi masuk ke rumah Samuel Hutabarat.

Baca Juga: Berkas Perkara Tersangka Pembunuhan Brigadir J Dikembalikan, Ini Penjelasannya

Momen tersebut juga nampa dalam sejumlah video yang sempat diunggah di media sosial beberapa waktu lalu.

Tapi menurut Samuel, tidak ada ratusan polisi yang mengepung rumahnya dan ia membantah kabar itu.

Kecuali, ada saling bantah antara dia dan Pak Hendra.

"Cerita pak Hendra katanya anak saya masuk ke kamar ibu Putri (istri Ferdy Sambo) dan todongkan senjata, meraba-raba, Ibu Putri menjerit," kata Samuel saat menceritakan kejadian Senin malam.

Hingga akhirnya cerita sampai adegan baku tembak antara Brigadir Yosua dan Barada E. 

Lalu, Samuel pun menyanggah.

Mulai dari soal tembakan meleset dari jarak dekat dan cara almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat memegang senjata.

"Saya sanggah, tembakan anak meleset. Saya awam, tapi saya rasa lebih enak menembak menggunakan dua tangan. Dari tujuh tidak ada yang tepat, kalaupun E pun mengelak, jarak berapa?" sanggah Samuel. (*)